Posted by : adam
Minggu, 10 November 2013
Kemunculan senirupa kontemporer ditandai
dengan tidak ada lagi aturan atau kategori yang dipakai untuk
menghakimi sebuah karya yang tidak lazim. Aturan-aturan atau
kategori-kategori adalah apa yang dicari oleh karya seni itu sendiri.
Seniman berkarya tanpa aturan untuk menemukan aturan dari apa yang telah
dilakukannya.
Senirupa kontemporer tidak peduli dengan estetika atau bahkan membuang sama sekali proses estetika. Sering kali karya-karya senirupa ini hanya membuat shock penonton dari pada kesenangan estetik. Senirupa ini terkadang tidak bisa lepas dari ideologi politik dan diperalat untuk memperjuangkan kepentingan ideologi yang bersifat advokatif. Akibatnya banyak karya-senirupa kontemporer yang hadir dengan penampilan radikal untuk menarik perhatian. Para seniman senirupa kontemporer yakin bahwa seni bisa dipergunakan sebagai salah satu alat untuk perubahan sosial.
Meskipun demikian ada saja yang mengapresiasi hingga karya tersebut dapat bertahan hidup.
Di sisi lain ada kekuatan yang bermodal besar yang melegitimasinya
menjadi sebuah selera. Tentu saja selera pasar. Mereka adalah para
pedagang seni dan kolektor-kolektornya. Dengan modal besar mereka
merubah karya seni menjadi komoditi yang layak dijual. Yang mengejutkan
seniman yang “anti pasar” sekalipun tidak mampu menolak karyanya
dilegitimasi sebagai komoditi.
Big
time commercial art dealing is a classic example of a free market
economy, now hard to discover elsewhewre in so pure a form. The
surprising thing is how successfully it has survived into our own time.
(Edwar Lucie Smith).
Diberdayakan oleh Blogger.