Kaligrafi dengan menggunakan Huruf Arab di Indonesia menjadi seni yang
benar-benar baru karena tidak berpijak pada bentuk seni tradisi lokal
dari masa sebelumnya, hal ini tidak berarti bahwa sebelumnya tidak ada
tulisan, dari bukti yang ada menunjukkan adanya berbagai aksara seperti
aksara Bugis, aksara Jawa, aksara Sunda dan lainnya. yang dipakai
terbatas untuk pemakaian praktis untuk prasasti, pengumuman ,
kitab-kitab sastra, kitab keagamaan. berbeda dengan kaligrafi Arab
selain digunakan untuk keperluan praktis juga untuk estetik. Kaum muslim
telah membuat kaligrafi tidak hanya untuk membentuk tulisan tangan yang
indah tetapi juga untuk mendisiplinkan jiwa. Menarik sebuah garis dari
kanan kekiri yang merupakan arah penulisan kaligrafi arab, bergerak dari
pinggir menuju ke hati yang terletak di sebelah kiri tubuh. seorang
kaligrafer menyadari bahwa dengan konsentrasi pada penulisan kata-kata
dalam bentuk indah seakan -akan membawa
kepingan jiwa yang tercerai
berai kembali bersatu kepusatnya ini merupakan sisi spritualitas
kaligrafi. Dari segi pemakaian jelas perbedaan antara aksara Arab dan
aksara yang dipakai di Indonesia. Karakteristik yang lain adalah adanya
pertautan antara aksara Arab dan Agama Islam,sebagai contoh ragam hias
dan motif dari era seni Hindu dibubuhkan tulisan Arab dianggap sebagai
Seni islam.
Berbeda dengan huruf Palawa yang datang dari India, pemakaiannya
terbatas hanya dikalangan golongan agama dan bangsawan. Huruf Arab
tersebar disemua lapisan masyarakat bahkan huruf ini diadopsi dan
dipergunakan dalam pemakaian bahasa Melayu dan bahasa lainnya yang
dikenal dengan tulisan Pegon atau dikenal dengan tulisan Arab Melayu.
Naskah-naskah yang berhuruf arab ini sudah ditemukan pada abad ke14
pemakaiannya sudah meluas dimana -mana tetapi naskah-naskah Islam banyak
juga yang ditulis dengan aksara jawa,sunda, bugis sehingga terlihat
bahwa antara aksara arab dan aksara nusantara tetap hidup berdampingan.
Berbeda dengan huruf arab dibelahan dunia lain ,di Indonesia kaligrafi
tidak berkembang mungkin karena pemakaiannya baru pada membaca saja
belum pada tulisan indah walaupun ada juga kaligrafi yang dibuat di
Indonesia. seperti kaligrafi Islam yang dibuat pada kertas,kain,
kaligrafi yang diukir, kaligrafi pada kaca.
kaligrafi pada kertas berkaiatan dengan Al Ouran yang ditulis tangan
dengan jenis tulisan khat Naskhi dan khath Thuluth, dengan ubahan yang
disebut khat Hindi. Setelah terdapatnya Al Quran yang dicetak
diperkirakan awal abad 20 secara tidak langsung mengurangi jumlah
ahli-ahli kaligrafi, sehingga menjadi langka. Aksara arab ini juga
dipakai untuk menulis hikayat, cerita dan lainya yang umumnya
memperlihatkan persamaan dengan gaya Khath Farisi. Huruf arab melayu
banyak digunakan untuk surat-menyurat antara kesultanan Islam indonesia
dengan Portugis,Inggris,Belanda. Selain pada kertas ada juga yang dibuat
pada kain dengan teknik membatik, tentu saja untuk keperluan khusus
sebagai ikat kepala ,bendera yang pada saat ini menjadi media ekspresi
seperti lukisan batik.
Tulisan yang diukir dikenal sebagai epigrafi di indonesia dibagi 2 yaitu
tulisan yang diukir pada nisan dan yang diukir pada kayu sebagai
hiasan. Kaligrafi arab pada nisan telah ditemukan dari abad 11 di
leran,Gresik berasal dari makam Fatimah Binti Maimun dengan tulisan
khath kufah. Kaligrafi pada nisan adalah yang terbanyak ditemukan di
Indonesia sehingga dapat dibagi 2 jenis. Jenis pertama yang
memperlihatkan pengenalan mendalam terhadap corak kaligrafi seperti
khath Thuluth, Kufah yang berasal dari Gujarat ,India seperti yang
terdapat di Samudra Pasai ,makam putri Nahrisah(abad 15) dan makam
Maulana malik Ibrahim,Gresik (abad 15). Jenis kedua seniman ukir nisan
kurang atau tidak mengenal gaya kaligrafi Islam seperti Makam islam
Tralaya,Trowulan bekas ibukota Majapahit,membuktikan bahwa pada masa
majapahit telah hidup masyarakat Islam.selain nisan ukiran kaligrafi
juga dibuat pada kayu yang diukir pada bagian atas pintu, mimbar,
mihrab.Ukiran pada kayu lebih bebas dan menunjukkan perpaduan antara pra
islam dan Islam.
Kaligrafi arab pada kaca berbentuk Semar |
Lukisan kaca dengan tema kaligrafi arab,terdapat di jawa timur,jawa tengah,madura,sumatra barat,yang paling menarik adalah lukisan kaligrafi kaca cirebon dimana tema -tema pra islam masih dipakai sampai saat ini seperti tema wayang, binatang khayal. Islamisasi di Indonesia berjalan dengan damai sehingga bentuk tokoh masa pra islam dapat digambarkan untuk tema-tema keIslaman misal bentuk ganesha yang bertuliskan syahadat. selain itu ada juga menggambarkan macan dikenal sebagai macan ali ada juga yang berbentuk kabah.
Kaligrafi di Indonesia pada masa lalu jarang diterapkan dimasjid tetapi sekarang masjid yang baru dibangun banyak sekali menerapkan kaligrafi islam sebagai dekorasi. Perkembangan kaligrafi tidak hanya sampai masjid saja tetapi kini banyak dijadikan tema-tema lukisan modern yang dikenal sebagai lukisan kaligrafi.
diambil dari : sini